“ Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia.”
Menurut kalian, bagaimana cara menerapkan bait pertama sumpah pemuda tersebut dalam sehari-hari? Kalau menurut aku salah satu caranya adalah dengan menjaga dan merawat Indonesia dengan sebaik-baiknya. Khususnya merawat alam Indonesia yang sangat indah dan beragam agar tidak tercemari sampah dan polusi.
Tau gak sih kalau Indonesia merupakan negara kedua penghasil sampah makanan terbesar di dunia? Pada periode tahun 2000-2019 sampah makanan di Indonesia mencapai 23-48 juta ton per tahunnya.
Pengelolaan sampah yang belum baik membuat sampah-sampah makanan ini membuat sampah makanan tercampur dengan jenis sampah lainnya dan menjadi timbunan-timbunan yang berbau busuk dan kotor. Timbunan sampah makanan ini akhirnya menghasilkan emisi total gas rumah kaca yang mencapai 1.702,9 mega ton CO2-ek.
Selain itu Indonesia juga termasuk negara yang masih boros listrik, pada tahun 2014 saja Indonesia menjadi negara paling boros listrik se-Asean dan rangking satu dalam penggunaan pendingin udara (AC). Padahal sampai saat ini di Indonesia masih menggunakan pembakaran batubara sebagai bahan utama produksi listrik.
Nah, batubara ini ketika dipanaskan akan menghasilkan karbon yang merupakan salah satu jenis Gas Rumah Kaca yang paling banyak di atmosfer bumi.
Tentunya hal-hal ini sangat berpengaruh terhadap perubahan iklim yang terus berjalan saat ini di seluruh belahan bumi.
Perubahan Iklim
PBB mendefinisikan perubahan iklim sebagai perubahan iklim yang disebabkan baik secara langsung atau tidak langsung oleh aktivitas manusia sehingga mengubah komposisi dari atmosfer global dan varibilitas iklim alami pada perioda waktu yang dapat diperbandingkan. Komposisi atmosfer globa yang dimaksud berupa Gas Rumah Kaca yang di antaranya terdiri dari Karbon Dioksia, Metana, Nitrogen dan sebagainya.
Sebenarnya Gas Rumah Kaca dibutuhkan bumi untuk menjaga suhu tetap stabil, tetapi konsentrasi Gas Rumah Kaca yang semakin meningkat membuat lapisan atmosfer semakin tebal, penebalan atmosfer menyebabkan jumlah panas yang terperangkap di atmosfer bumi semakin banyak dan berakibat pada suhu bumi yang semakin panas dan disebut pemanasan global.
Baca juga: Love Me Help Me Save Me
Mitigasi Perubahan Iklim Dimulai Dari Rumah
Apa sih mitigasi itu? #MudaMudiBumi harus tau nih apa sih mitigasi, Mitigasi adalah upaya menurunkan emisi Gas Rumah Kaca yang berasal dari kegiatan manusia. Banyak hal kecil yang terdengar sederhana dapat kita lakukan untuk membantu mengurangi peningkatan emisi ini.
Karena sejak pandemi saya lebih banyak di rumah aja beberapa hal ini dapat kita lakukan mulai dari rumah saja #UntukmuBumi :
1. Memasak Sesuai Kebutuhan Saja
Salah satu hal yang banyak terjadi di rumah-rumah adalah terlalu banyak memasak padahal tidak banyak orang di rumah dan berakhir makanan terbuang karena basi atau sudah tidak enak lagi.
Boleh-boleh aja kok memasak banyak jika memang sesuai kebutuhan makan orang di rumah atau terbiasa dibagi-bagikan ke saudara dan tetangga.
Selain itu biasakan mencatat keperluan belanja sesuai apa yang ingin kita masak, sehingga tidak perlu ada sampah sisa ikan atau sayur yang membusuk. Atau membuat meal plan agar kita lebih mudah saat ingin berbelanja karena sudah tahu mau masak apa di rumah.
2. Mengubah Sampah Makanan Menjadi Pupuk Kompos
Mau tau kenapa tempat pembuangan sampah di Indonesia kebanyakan berbau tidak enak dan dipenuhi lalat? Yup! Karena semua jenis sampah tercampur menjadi satu dan bau-bau itu berasal dari sampah makanan dan organik yang kebanyakan merupakan limbah rumah tangga. Bayangkan saja makanan basi saja baunya sudah tidak enak apalagi dengan lautan sampah organik yang ada di tempat pembuangan sampah?
Maka dari itu yuk mulai dari sekarang biasakan untuk memisahkan sampah makanan dengan sampah jenis lainnya.
Setelah dipisahkan sampah makanan bisa dijadikan pupuk loh, caranya gampang banget, setelah dikumpulkan sampah makanan tadi langsung dikuburkan saja pada tanah yang ada di halaman rumah di sekitar tanaman kita. Alhamdulillah aku sudah menerapkan hal ini, khususnya di rumah Abah aku. Beberapa kali sehari beliau akan mengubur sampah makanan di kebun sayurnya, dan hasilnya tanaman-tanaman bisa tumbuh dengan subur.
Selain itu karena aku jualan kue, pasti banyak banget dong limbah kulit telurnya. Nah kulit-kulit telur biasanya aku kumpulkan lalu diblender, dan setelah halus diblender kulit-kulit telur tadi akan ditaburkan di pot-pot tanaman. Bisa juga tidak usah diblender halus dan hanya dihancur-hancur kecil lalu ditabur di atas tanah agar siput tidak bisa lewat dan tidak naik ke tanaman.
3. Mengurangi Konsumsi Listrik
Konsumsi listrik di Indonesia sangat boros karena banyak yang menggunakan barang elektronik tua yang tentu saja memerlukan daya yang besar serta tidak efesien dalam menggunakan barang elektronik, misalnya tidak mencabut kabel TV setelah selesai menonton TV.
Untuk kita yang di rumah cara mengurangi konsumsi listrik ini sangat mudah, antara lain bisa dengan:
- Mencabut kabel charger setelah selesai mengisi daya handphone, penting banget ini karena kita sering lupa mencabut setelah memakainya.
- Mencabut kabel barang elektronik yang sedang tidak dipakai, mulai dari TV, laptop, kipas angin sampai dengan mesin cuci. Selain untuk menghemat listrik juga mencegah terjadi korsleting listrik yang sering terjadi karena barang elektronik terlalu lama tersambung listrik.
- Menggunakan barang elektronik dengan daya rendah, sekarang aku juga kalau mau beli barang elektronik yang ditanya adalah berapa dayanya?
- Mematikan lampu saat tidak memerlukannya, usahakan rumah mendapatkan penerangan alami di siang hari agar tidak perlu menyalakan lampu padahal hari masih terang. Mematikan lampu saat keluar kamar, keluar kamar mandi atau keluar dari ruangan manapun.
- Mematikan AC saat tidak ada orang di ruangan dalam waktu lama, kadang tuh kita males matiin AC karena nanti mau masuk lagi, padahal bakalan ditinggalin dalam waktu cukup lama. Sekarang biasakan matikan AC sebelum ditinggal ya, oiya kalau mau meninggalkan rumah dalam waktu lama jangan luma matikan saklar AC nya ya, karena meskipun AC dalam keadaan mati tapi tetap tersambung dengan listrik sehingga meteran listrik tetap berjalan.
4. Berkebun
Berkebun menjadi salah satu hobi baruku semenjak pandemi, beneran deh berkebun itu menurutku bisa jadi stress release dan menyenangkan.
Selain itu rumah yang dipenuhi dengan banyak tanaman jauh lebih rindang dan sejuk dibanding rumah yang tidak ada tanamannya. Bisa dimulai dengan menanam tanaman kecil atau sayuran hidroponik di rumah, meskipun kecil dan sedikit. Bahkan beberapa jenis tanaman juga bisa menyerap hawa panas yang ada loh. Sedikit banyaknya pasti bisa menghasilkan oksigen dan memberi manfaat untuk kitanya juga.
5. Membawa Wadah Sendiri Saat Berbelanja
Di beberapa kota memang sudah menjadi kewajiban untuk membawa tas belanja saat beberlanja ke toko atau supermarket, contohnya di Banjarmasin yang menjadi kota pertama di Asia Pasifik yang melarang penggunaan kantong plastik untuk berbelanja sejak 2016 lalu. Salah satu gerakan yang dilakukan adalah mengganti kantong plastik dengan bakul (tas anyaman) untuk berbelanja. Sejak saat itu kami warga Banjarmasin sudah terbiasa berbelanja dengan membawa tas/kantong belanja sendiri layaknya ibu-ibu zaman dulu yang terbiasa membawa bakul atau keranjang belanja.
Saat berbelanja di pasar pun sebaiknya sudah membawa wadah sendiri, memang sih jadi lebih ribet di awalnya karena harus menyiapkan wadah-wadah, tapi menurutku lebih ringkas karena tidak perlu menyalin barang belanjaan lagi ketika sampi rumah dari kantong plastik ke wadah penyimpanannya, misalnya saat berbelanja ikan atau ayam potong, bahkan pernah saya beli jamu dengan membawa botol sendiri. Pernah beberapa kali pedagang kebingungan karena membawa wadah kontainer sendiri saat berbelanja sayur dan ikan, kata mereka sayang wadahnya? Ya mungkin karena belum terbiasa aja kali ya.
|
Membawa wadah sendiri saat beli makanan |
Atau siapa nih yang suka jajan kalau ada tukang jajanan yang lewat di depan rumah? Kalau untuk ini yuk sediakan piring atau wadah dari kita sendiri, biar penjualnya tidak usah memakai kantong plastik atau pembungkus untuk makanan yang kita beli, jadinya tidak perlu ada sampah pembungkus deh.
6. Tidak menggunakan kendaraan bermotor kalau tidak ada keperluan
Sekarang tu ya saking mudahnya membeli kendaraan bermotor, hampir setiap rumah pasti ada punya motor. Kalau di perkotaan yang angkutan umumnya masih tidak terlalu baik sudah jarang banget liat orang jalan kaki loh, kebanyakan sudah pakai motor. Bahkan kalau mau ke warung yang dekat aja pakai motor. Oiya mau cerita nih di dekat rumah aku itu ada pasar kecil gitu yang harusnya motor diparkir dulu kalau mau belanja, tapi ini jadinya drive thru belanjanya langsung pakai motor, yang bikin jalan jadi sempit padahal bisa aja jalan kaki. Saking semua orang ingin cepat dan gak mau jalan kaki.
Nah kembali ke masalah ke warung pakai motor tadi, menurutku kemudahan transportasi ini juga yang membuat masyarakat zaman sekarang mudah sakit, coba deh tengok kakek nenek zaman dulu badan mereka banyak yang fit karena rajin jalan kaki kemanapun.
Ngaku deh siapa nih yang suka juga ke warung pakai motor padahal dekat banget? Coba deh mulai dari sekarang kurangi aktifitas yang menggunakan kendaraan bermotor padahal tidak perlu. Jujur sekarang aku lebih sering belanja online dan diantarkan lewat kurir, karena tidak perlu keluar dan menambah volume kendaraan di jalanan, apalagi di situasi pandemi seperti ini kan?
Ingaaat, motor atau mobil itu akan menghasilkan polusi udara. Selain itu karena motor memerlukan bensin, bensin itu diproduksi dengan cara pembakaran batubara, dan batubara itu kalau dibakar akan menghasilkan zat karbon yang akhirnya akan mencemari atmosfer.
Kalau kalian punya sepeda dan ingin lebih cepat dibanding berjalan kaki saat mau ke warung, bisa kok menggunakan sepeda saja biar sekalian olahraga dan tidak menghasilkan polusi udara.
Yuk, mulai dari sekarang lebih bijak dalam penggunaan kendaraan bermotor, bisa membuat kita lebih sehat dan mengurangi kemacetan juga.
Ini giliran kita yang muda untuk melanjutkan merawat Indonesia dan bumi ini
Masih ingat dengan tagar #DiRumahAja saat awal pandemi? Nah lewat tulisan ini saya berharap meskipun di rumah aja kita tetap bisa berkontribusi dalam mitigasi perubahan iklim. Dengan ini saya bersumpah untuk lebih baik lagi dalam pengelolaan sampah makanan, tidak lupa mencabut charger handphone, lebih rajin berkebun,lebih rajin membawa wadah belanja dan tidak malas berjalan kaki.
Heii para anak muda it’s #TimeForActionIndonesia, ayo mulai dari sekarang jadi pemuda-pemudi Indonesia yang benar-benar mengakui tanah Indonesia bukan hanya lewat ucapan tapi juga dengan tindakan. Kalau memang cinta dengan negara ini dan tidak mau lagi Indonesia ada dalam berita yang tidak baik (seperti sampah terbanyak atau boros listrik) yuk bisa yuk lakukan langkah-langkah sederhana untuk mencegah perubahan iklim cukup dari rumah saja juga sudah bisa. Ingaaat sekecil apapun hal yang kita lakukan untuk berkontribusi dalam mitigasi perubahan iklim pasti akan ada hasilnya, kalaupun belum secara global, diri kita dan orang sekitar pasti akan merasakan sendiri bagaimana manfaatnya.
Sumber referensi:
- https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20210609112128-532-652051/bappenas-limbah-makanan-ri-capai-48-juta-ton-per-tahun
- http://ditjenppi.menlhk.go.id/kcpi/index.php/inovasi/351-rumah-tangga-hemat-energi
- http://ditjenppi.menlhk.go.id/kcpi/index.php/info-iklim/perubahan-iklim
- https://rakhman.net/serba-serbi/benarkah-indonesia-negara-boros-listrik
Sumber Visual:
Foto: Dokumen Pribadi
Infografis: Admi Lidya Sari